Teknologi Dasar Otomotif Kelas X Semester 2 ~ Sahabat BMR, Saya akan melanjutkan postingan sebelumnya tentang e-book TDO Semester 1 yaitu TDO Semester 2 karena sudah mulai semester 2. Walaupun sudah lama tidak posting di BMR, saya akan berusaha aktif di BMR untuk berbagi tentang banyak hal kepada sahabat BMR sekalian. Salah satu isi buku TDO Kelas X Semester 2 yaitu tentang:
Sistem Hidrolik dan Pneumatic
Membicarakan sistem hidrolik berarti membicarakan teknologi yang berhubungan dengan penggunaan dan karakteristik/sifat-sifat cairan (liquid). Zat cair ini digunakan untuk melakukan gerakan segaris maupun berputar. Dengan ditemukannya hukum Pascal yang meng-hypotesa-kanbahwa tekanan yang diterima seluruh permukaan akibat cairan adalah sama, maka pemanfaatan cairan akan semakin beragam. Cairan bisa berfungsi sebagai penerus tenaga (transmitting power), melipatgandakan tenaga(multiplying force) juga bisa berfungsi untuk merubah gerakan (modifying motion).Sehingga pada jaman industri modern ini penggunaan sistem dan alat-alat hidrolik sudah semakin luas jangkauannya.
Beberapa keuntungan menggunakan tenaga hidrolik adalah:
· Memindahkan tenaga yang besar dengan menggunakan komponen yang relatif kecil
· Pengontrolan dan pengaturan lebih mudah
· Mudah dipindahkan dalam arah kebalikan(Reversible)
· Melumasi dan merawat sendiri (self lubricating) sehingga usia pakai lebih panjang
· Rancangan yang sederhana (lingkages yang rumit digantikan oleh sedikit komponen-komponen pre-engineered)
· Fleksibilitas (komponen-komponen hidrolik bisa dipasang pada kendaraan hanya dengan mengalami sedikit sekali masalah)
· Kehalusan (sistem hidrolik beroperasi dengan halus dan tidak bising dan menimbulkan sedikit sekali getaran)
· Kontrol (operator melakukan kontrol relatif sedikit atas berbagai macam kecepatan dan gaya)
· Sedikit gaya yang hilang (gaya hidrolik bisa digandakan besar sekali dan disalurkan sepanjang badan kendaraan dengan sedikit gaya yang hilang)
· Perlindungan atas beban berlebih (sistem hidrolik dilindungi terhadap kerusakan yang disebabkan oleh kelebihan beban (overload damage) dengan katup-katup yang bekerja secara otomatis)
Beberapa kelemahan yang ada pada sistem hidrolik, adalah:
· Rawan terhadap kecelakaan akibat tekanan tinggi dari fluida (high pressure liquid)
· Kebocoran kecil bisa berakibat fatal baik pada pemindahan tenaga maupun penyebab kecelakaan
· Sistem hidrolik memerlukan bagian dengan tingkat presisi tinggi.
· Membutuhkan perawatan yang intensif sehubungan dengan iklim atau cuaca supaya tidak mudah terkena karat, kotoran dan pencemaran oli.
Salah satu bentuk pemindahan energi (transfer of energy)dengan menggunakan sistem hidrolik secara skematis adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Pemindahan Energi Pada Sistem Hidrolik
Pada sebuah piston dalam sebuah bejana yang memiliki luas permukaan sentuh ke cairan sebesar A m2 diberi gaya sebesar F Newton (N) maka cairan diseluruh bejana akan memberikan tekanan yang sama pada seluruh permukaan bejana sebesar P Newton/m2. Secara sederhana dapat dirumuskan
P =
F dalam Newton (N)
A dalam m2
P dalam N/m2 ( Bar )
Keadaan fluida yang tidak bisa dimampatkan tersebut banyak digunakan untuk memindahkan energi maupun mengontrol sistem yang lebih besar.
Sistem pneumatis mempunyai prinsip yang mirip dengan sistem hirolik. Sistem ini menggunakan udara yang dimampatkan untuk mengontrol pemindahan energi.
Gambar 2. Bejana Hidrolik
Gambar 3. Rangkaian Pneumatis
Nama,fungsi dan cara kerja komponen hidrolik
Didalam sistem hidrolik komponen-komponen akan tersusun dalam suatu rangkaian yang memungkinkan terjadinya pemindahan energi dengan media hidrolik.
Dalam sebuah sistem hidrolis dibuutuhkan beberapa komponen pendukung, yaitu:
Pembangkit tekanan hidrolis
Pembangkit tekanan hidrolis ini akan mengubah energi mekanis manjadi tekanan. Komponen yang digunakan biasanya adalah pompa tekanan. Pompa ini akan menaikkan tekanan hidrolis sampai batas yang dibutuhkan oleh sebuah system. Energi mekanis bisa didapatkan dari engine, motor listrik, maupun tenaga manusia. Kemampuan untuk membangkitkan tekanan ini tergantung pula dari seberapa besar energi yang bisa dihasilkan oleh penggerak pompa.
Penyalur tekanan hidrolis
Secara umum, pipa elastis yang digunakan nuntuk menyalurkan tekanan hidrolis ini. Hal ini dikarenakan pipa elastis mudah untuk dilbengkokkan dan mempunyai kemampuan menahan tekanan yang baik. Apabila menggunakan pipa pejal, maka akan lebih sulit untuk dibentuk.
Pengubah tekanan hidrolis menjadi energi mekanis
Komponen ini bisa disebut juga dengan aktuator. Bentuk aktuator bermacam-macam disesuaikan dengan kebutuhan. Dari tekanan hidrolis yang dibangkitkan oleh pompa hidrolis, bisa diubah dalam bentuk gerakan rotasi (putar) maupun gerakan translasi (maju-mundur). Untuk mengubah menjadi gerakan rotasi dibutuhkan torque converter. Sedangkan untuk mengubah tekanan hidrolis menjadi gerakan traslasii dibutuhkan silinder hidrolis. Silinder hidrolis ini bisa menggunakan single actionmaupun double action.
Prinsip kerja pompa fluida
Kunci dari pada system hydraulic adalah pompa yang dapat mengubah dari energi mekanik menjadi energi hidraulik. Energi mekanik diperoleh melaluii tenaga manusia, elektrik motor ataupun engine.
Pada dasarnya pompa hidrolis akan bekerja untuk menaikan tekanan cairan hidrolis. Tinggi rendahnya tekanan yang dihasilkan tergantung dari beberapa hal, antara lain kekuatan pompa, kekuatan rangkaian, kekuatan penggerak pompa dan beban yang ditanggung.
Jenis-jenis pompa
Didalam sistem hidrolis ini, ada beberapa jenis pompa yang sering digunakan. Perbedaan penggunaan pompa ini tergantung dari konstruksi dan cara kerja sistem hidrolis tersebut. Beberapa jenis pompa yang sering digunakan adalah:
Hand Operated Hydraulics Pump
Pompa yang diperoleh melalui tenaga tangan dengan maksud emergensi untuk me-backup pompa utama dan untuk ground check dari system hydraulics. Dua langkahdari hand pump menghasilkan tekanan dan aliran cairan setiap langkah dan banyak dipakai pada pesawat terbang. Type ini terdiri dari silinder yang mempunyai check valve, batang piston, handle yang mempunyai check valve untuk lubang masuk cairan.
Cara kerja :
Handle ke kanan : Pada saat handle ke kanan maka piston rod juga ke kanan sehingga inlet check valve terbuka karena kevacuman saat gerakan piston ke kanan. Hal ini akan membawa cairan menuju ke chamber kiri, pada waktu yang sama inner check valve tertutup. Pada saat piston bergerak ke kanan cairan yang ada pada chamber kanan ditekan menuju system.
Gambar 4. Hand Operated Hydroulic Pump
Handle ke kiri : Pada saat handle ke kiri maka piston rod juga ke kiri sehingga inlet check valve tertutup karena karena tekanan saat gerakan piston ke kiri untuk menghindari cairan mengalir balik ke reservoir, pada waktu yang sama cairan mengalir dari saluran masuk (inlet port) ke chamber kanan.
Cairan di dalam system : Aliran selalu ada pada setiap 2 (dua) gerakan handle ke kiri dan ke kanan akibat perbedaan tekanan antara chamber kiri dan kanan. Piston rod mempunyai peranan penting saat bergerak ke kiri untuk menekan cairan pada camber kiri menuju ke system.
Power Driven Hydraulics Pump
Power driven pump mendapat tenaga penggeraknya dari luar misalnya, engine atau yang lainnya. Tenaga mekanik ini dikonversi menjadi tenaga hydraulic yang menghasilkan tekanan pada system. Empat bagian penting dari power driven pump adalah gear, vane, diaphragm dan piston. Type piston dikategorikan 2 yaitu constant delivery dan variable delivery. Antara pompa dengan penggerak duhubungkan melalui drive coupling.
Pada bagian poros drive coupling (Shear Section) dikecilkan diameternya agar terbatas kekuatan tegangan gesernya untuk pekerjaan maksimumnya. Pada saat terjadi problem pada pompa yang yang macet karena kerusakan valve atau komponen lainnnya maka shear section ini akan patah sehingga kerusakan pompa dan penggerak lebih lanjut dapat dihindari.
Gambar 5. Drive Coupling
Constant Delivery Pump
Constant delivery pump menghasilkan masa cairan tertentu pada setiap putaran driven coupling tidak tergantung pada tekanan yang dibutuhkan. Kuantitas masa setiap menit tergantung dari putaran penggeraknya dalam setiap menit (RPM). Pada system diperlukan tekanan yang konstan sehingga pada pompa dilengkapi pula pressure regulator. Type constant delivery pump ada 2 yaitu angular dan cam.
Angular Piston Type
KontruksiAngular Type seperti pada gambar dibawah terdiri dari:
Bagian yang berputar (Coupling shaft, universal link, connecting rod, piston dancylinder block).
Bagian yang diam (valve plate, pump case housing)
Dinding silinder ditempatkan parallel dan mengelilingi poros pompa, untuk alas an inilah pistonnya disebut sebagai axial pump. Seal tidak diperlukan untuk membatasi kebocoran antara piston dan bore, tetapi mengandalkan kepresisian ukuran antara piston dengan bore. Clearance hanya diperlukan untuk pelumasan oleh cairan dan pemuaian piston maupun bore.
Pada saat drive coupling menyalurkan tenaga putar dari penggerak maka piston berputar searah dengan silindernya karena dihubungkan oleh universal line (Silinder) dan connecting road (Piston). Sudut (angular) antara poros drive coupling dengan poros pompa mengakibatkan piston bergerak axial terhadap bore selama penggerak memutar pompa melalui drive coupling.
Gambar 6. Angular Type Pump
Cara kerja :
Piston meninggalkan valve plat: Selama putaran setengah pertama dari pompa, silinder diletakkan pada inlet port pada valve plate. Pada saat itu gerakan piston meninggalkan valve plate dan menghisap cairan ke dalam silinder dari inlet port.
Piston Menuju valve plat:Selama putaran setengah kedua dari pompa, silinder diletakkan pada outlet port pada valve plate. Pada saat itu gerakan piston menuju valve plate dan menekan cairan di dalam silinder untuk keluar melalui outlet port.
Pada saat pompa bekerja terjadi overlap pada ruang inlet dan outlet yang menghasilkan tekanan yang halus dan rata karena tidak terjadi hentakan tekanan ( Nonpulsating pressure ) pada output pompa.
Stroke Reduction Principle: Panjang langkah efektif dari piston dapat diatur dengan mengubah sudut antara poros drive coupling dan poros pompa seperti terlihat padagambar dibawah. Dengan menvariasikan langkah piston akan menvariasikan pula banyaknya masa cairan yang mengalir setiap langkah. Perubahan sudut cylinder block dilalukan oleh sebuah yoke yang berputar pada sebuah pivot pin yang disebut pintle. Perubahan sudut ini secara otomatis dilakukan oleh compensator assemblyyang tersusun dari control valve, pressure control piston dan mechanical linkage yang duhubungkan ke yoke.
Pada saat tekanan output pompa naik, maka pivot valve terbuka untuk mengalirkan tekanan cairan menuju pressure control piston yang bergerak menekan pegas dan melalui mechanical linkage memutar yoke menuju arah zero flow (zero angle). Kebalikan dari itu bila tekanan terlalu turun maka piston dikembalikan gerakannya oleh piston menuju arah semula sehingga yoke memutar pada posisi kea rah sudutfull flow (full flow angle)
Gambar 7. Stroke Reduction
Untuk materi lengkapnya anda bisa download e-book tentang materi Teknologi Dasar Otomotif Kelas X Semester 2 pada link berikut:
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلْعَٰلَمِين
2 Komentar untuk "Teknologi Dasar Otomotif Kelas X Semester 2"
kok ndak ada materi tentang pembentukan logam??///
kok ndak ada materi tentang pembentukan logam